Minggu, 06 Juni 2010

POTENSI BAKTERI YANG BERASOSIASI DENGAN KARANG LUNAK Sinularia sp. SEBAGAI ANTI FOULING DI LAUT

Gintung Patantis. K2D 001 279. Potensi Bakteri Yang Berasosiasi Dengan Karang Lunak Sinularia sp. Sebagai Anti Fouling di Laut
(Pembimbing : Agus Sabdono dan Ocky Karna Radjasa)


Biofouling sebagai proses penempelan organisme fouling pada berbagai struktur di laut telah menjadi persoalan besar bagi pelaku industri maritim. Aplikasi cat pelindung antifoulant dengan komponen utama logam berat mempunyai dampak yang buruk bagi lingkungan laut. Karang lunak menghasilkan metabolit sekunder dan telah menjadi target bagi sumber senyawa bioaktif. Dilaporkan bahwa terdapat asosiasi mikroorganisme dengan alga dan invertebrata yang diduga juga mensintesa metabolit sekunder seperti organisme inangnya.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengisolasi dan seleksi bakteri yang berasosiasi dengan karang lunak Sinularia sp. yang memiliki kemampuan menghasilkan senyawa bioaktif antifoulant. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan September 2005 sampai dengan Maret 2006, dengan lokasi pengambilan sampel di perairan Pulau Panjang, Jepara. Pengujian dilakukan di Laboratorim Jurusan Ilmu Kelautan FPIK UNDIP, Teluk Awur Jepara, Laboratorium Terpadu Ilmu Kelautan Semarang, Laboratorium Bioteknologi Fakultas Pertanian UGM, analisis sekuensing di Laboratorium Bioteknologi BBPT, Serpong, uji macrofouling di dermaga Teluk Awur, Jepara. Metode penelitian yang digunakan bersifat eksperimental dengan analisis data secara deskriptif.
Berdasarkan penelitian diperoleh isolat bakteri dari karang lunak Sinularia sp. sebanyak 15 sedangkan dari bakteri biofilm sebanyak 7 isolat. Sebanyak 9 isolat (60 %) mampu menghambat bakteri biofilm primer. Ekstrak dari bakteri karang lunak menghasilkan : PPSF 4 116,47 gr; PPSF 8 97, 19 gr; PPSF 13 162,43 gr. Hasil analisis molekuler memperlihatkan homologi isolat karang lunak sebagai berikut : PPSF 4 dengan Psedudiovibrio denitrificans, PPSF 8 : Arthrobacter nicotianae, PPSF 13 : Pelagiobacter variabilis, sedangkan BIO 1.1 : Pseudoalteromonas sp, BIO 1.2 : Vibrio pharahaemolyticus, BIO 1.3 : Vibrio harveyi, BIO 1.4 : Staphylococcus sciuri, BIO 2.1 : Vibrio fortis, BIO 2.2 : Tenacibaculum marilutum, BIO 2.3 : Pseudoalteromonas sp. Hasil uji makrofouling menunjukan penempelan teritip rata-rata tertinggi terdapat pada balok dengan perbandingan ekstrak dan cat sebesar 0 : 100 (tanpa ekstrak), sedangkan terendah pada balok dengan perbandingan ekstrak dan cat = 100 : 0 (tanpa cat).

Kata Kunci : Bakteri, Biofouling, Karang lunak, Sinularia sp.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar